Sabtu, 04 April 2009

BI RATE TURUN SEBESAR 25 bps

Setelah mencermati dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan di dalam dan luar negeri, Bank Indonesia akhirnya kembali memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 7,5 %.

Perekonomian dunia masih diliputi ketidakpastian yang tinggi, meskipun akhir-akhir ini terdapat sentimen positif terkait dengan adanya kesepakatan G20 yang mendorong perbaikan di pasar modal dan pasar keuangan global.

Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Indonesia 2009 akan berada pada kisaran 3-4%. Meskipun mengalami perlambatan, pertumbuhan tersebut masih cukup tinggi apabila dibandingkan dengan prospek pertumbuhan negara-negara lain. Geliat ekonomi domestik akan ditentukan pula oleh berjalannya stimulus fiskal.


Tekanan inflasi terus menurun. Penurunan tekanan inflasi tersebut terutama disebabkan oleh masih berlanjutnya dampak dari penurunan BBM, produksi pangan yang diperkirakan membaik dan membaiknya ekspektasi inflasi. Tekanan dari harga-harga makanan yang bergejolak (volatile food prices) juga rendah seiring dengan terjaganya produksi pangan. Dengan perkembangan tersebut, inflasi 2009 diperkirakan dapat mencapai batas bawah kisaran 5% - 7%.

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia triwulan I-2009 lebih baik dari perkiraan semula. Volume ekspor beberapa komoditas unggulan seperti minyak sawit dan tembaga tetap menunjukkan kinerja yang positif. Sedangkan manufaktur memang mengalami penurunan, seiring dengan melemahnya permintaan global. Selama triwulan I-2009, neraca pembayaran diprakirakan mencatat surplus sebesar USD 3,5 miliar. Pada akhir triwulan I-2009, cadangan devisa tercatat sebesar 54,8 miliar dollar AS atau setara dengan 5,9 bulan kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Kondisi perbankan nasional tetap terjaga baik. Rasio kecukupan modal masih cukup tinggi yakni 17,7% (Februari 2009) dengan Non-Performing Loans (NPL) relatif masih terkendali (NPL Gross sebesar 4,3%, NPL Net 1,6% per Februari 2009). Likuiditas perbankan, termasuk aliran likuiditas dalam pasar uang antar bank, makin membaik seiring dengan pengurangan segmentasi dan meningkatnya Dana Pihak Ketiga (DPK). Pertumbuhan kredit dalam triwulan I-2009 masih rendah, namun diharapkan mulai meningkat dalam triwulan II ini. Dalam kaitan ini akan dilakukan sinkronisasi yang lebih intensif antara sumber pembiayaan fiskal dan perbankan dalam memperlancar pembiayaan proyek-proyek stimulus ekonomi.

Bank Indonesia akan senantiasa mencermati perkembangan yang terjadi di bidang ekonomi dan keuangan dan siap mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperkuat perekonomian domestik dan menjaga stabilitas ekonomi dan sistem keuangan.


Reposted from Hasrinaldi, SE. Asisten Kedai Bank Riau Pasar Pangkalan Kerinci



Tidak ada komentar:

Posting Komentar